Tuesday 21 October 2014

Tesla Death Ray, sekedar protoype ?

Tesla Death Ray, sekedar protoype ?
Oleh : Kanzia Rahman


Tesla Death Ray, Ilustrasi. (google)

Tesla death ray, sebuah senjata. Bukan, lebih tepatnya rancangan senjata milik Nikola Tesla yang dikhususkan untuk membuat perdamaian dunia dan menghentikan perang dunia kedua, sebuah prototype yang dipopulerkan olehnya pada tahun 1938 pada reporter.

Sebelum melangkah lebih jauh, mari mengenal sang ilmuwan yang akan kita bahas terlebih dahulu.

Nikola Tesla, seorang fisikawan, penemu, dan teknisi bidang mekanika maupun listrik Amerika serikat, dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1956 dan memegang sekitar tiga ratus hak paten atas penemuan-penemuan yang berhubungan dengan listrik seperti lampu pijar, dan dinamo.

Mantan asisten Thomas Alva Edison ini lebih terkenal dengan penemuannya atas jenis listrik AC, atau Alternating Current disaat atasannya tersebut lebih memfokuskan diri pada DC atau Direct Current. Karena hal inilah ia dan penemu lampu tersebut mengalami permusuhan yang sangat dalam.

Kembali ke topik pembahasan, pada tahun 1938, Tesla mengungkapkan pada reporter setempat bahwa ia telah membuat sebuah rancangan senjata yang luar biasa dahsyat sehingga negara manapun yang memilikinya akan mendapat kemenangan sempurna dalam perang
"Senjata ini akan mengirim pancaran partikel-partikel yang terkonsentrasi lewat udara yang akan terbang dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan cahaya. Energinya begitu besar sehingga ia dapat merontokkan hingga 10.000 pesawat musuh dari jarak 250 mil dan dapat menyebabkan jutaan tentara musuh mati di tempat."
 Ucapnya pada reporter, tujuh puluh enam tahun yang lalu.

Jika penemuan ini terealisasikan, maka seharusnya ada empat komponen atau bagian penting yang harus ada didalamnya.

Pertama, sebuah peralatan yang bisa menghilangkankan pengaruh atmosfer terhadap partikel-partikel tersebut.

Kedua, metode untuk menghasilkan potensi kekuatan listrik yang sangat besar.

Ketiga, metode untuk meningkatkan kekuatan listrik yang dihasilkan hingga mencapai 50.000.000 volts.

Keempat, pembuatan sebuah alat untuk melontarkan kekuatan listrik yang telah dihasilkan.

Menurut sang penemu, dua dari empat komponen yang tertera diatas telah dibuat dan diujicobakan olehnya, dan hanya butuh dua juta dollar dan waktu sekitar tiga bulan untuk menyempurnakan sisa komponen yang diperlukan, jumlah uang yang bisa dibilang sedikit untuk hasil maksimal yang ia klaim sebagai senjata terdahsyat pada masanya.

Dan jika proyek ini disetujui, maka ia akan membangun menara-menara ini di wilayah-wilayah perbatasan antar negara yang juga dapat berfungsi sebagai pembangkit listrik. Luar biasa.
 

Jika pemerintah Amerika menyetujui rancangan ini, ia ingin pekerjaannya tidak diganggu dan menolak untuk mendapat intervensi dari para ilmuwan maupun ahli-ahli lainnya, ia juga menginginkan kepercayaan penuh kepadanya.

Tesla juga menambahkan, bahwa data-data lengkap mengenai rancangan proyek ini sudah disimpan rapih dan lengkap dalam arsipnya.

Meskipun terdengar sedang berkhayal, namun apa yang dinyatakan Tesla bukanlah sekedar fantasinya semata, pancaran partikel, atau yang disebut dengan Particle Beam memang ada dalam kehidupan manusia dan bukanlah sebuah hal yang aneh.

Pancaran partikel sebenarnya hanya sebuah pancaran cahaya yang terdiri dari berbagai gelombang elektromagnetik. Salah satu contoh penggunaannya adalah alat operasi sinar laser yang digunakan untuk mengoperasi otak.




Namun tentu saja, pancaran partikel yang dibahas Tesla memiliki level yang jauh berbeda, bisakah anda membayangkan sebuah pancaran sinar yang kecepatannya menyamai kecepatan cahaya dengan energi yang dibanggakan bisa menjatuhkan sepuluh ribu pesawat terbang militer hanya dalam hitungan detik ?

Ya, mungkin anda akan berkata mustahil atau sebagainya, ditambah, niat jahat yang seakan entah muncul darimana yang mengatakan jika kita memiliki senjata semacam itu, maka akan dengan mudahnya menghancurkan sebuah negara kecil dari jarak jauh.

Tapi tidak dengan Tesla, senjata rancangannya ini di desain untuk menghentikan perang yang sedang membara pada masanya.

 Tepat, 1938 adalah saat perang dunia pertama berakhir dan masa-masa menjelang perang dunia kedua, Tesla memiliki niat untuk menghentikannya dengan senjatanya.

Dalam salah satu suratnya, Tesla menulis :
"Selama bertahun-tahun, aku mencoba untuk mencari solusi dari masalah terbesar umat manusia, yaitu bagaimana menjaga perdamaian dunia.
Mengenai Tesla Death Ray, ia mengatakan:

"Penemuan ini akan membuat perang menjadi tidak mungkin. Sinar kematian itu akan mengelilingi perbatasan setiap negara seperti tembok Cina yang tidak terlihat, hanya saja, "tembok" ini jutaan kali lebih sulit ditembus. Ini akan membuat setiap negara tidak dapat ditembus oleh pesawat musuh atau tentara darat yang menyerbu masuk."

Dengan begitu, maka menurut ilmuwan ekstrentik itu, jika sebuah negara ingin mencegah perang, maka negara tersebut harus mempersenjatai diri dengan pertahanan yang tak bisa ditembus dan otomatis membuat negara lain mengurungkan niatnya.

Namun, rupanya pemerintah Amerika Serikat menghiraukannya dan beberapa negara lain yang ditawarkanpun melakukan hal yang sama, menolak untuk merealisasikan proyek Tesla yang luar biasa tersebut. Idenya dengan proyek inipun mulai runtuh dan terlupakan.

Ide ini akhirnya muncul lagi ke permukaan saat Tesla telah meninggal pada tahun 1943.

7 Januari 1943, Tesla meninggal pada salah satu kamar di hotel New York di usia kedelapan puluh enam tahun. Karena ia tidak pernah menikah, dokumen, arsip, dan harta bendanya diwariskan kepada keluarganya yang lain. Dan tidak lama setelah kematiannya, para agen dari Alien (imigran gelap) Property Custodian, departemen kehakiman Amerika Serikat, segera menyita seluruh dokumen-dokumen tersebut. Ini cukup mengherankan karena Tesla sendiri sebenarnya adalah warga negara resmi Amerika. Operasi dari Alien Property Custodian ini diakui oleh FBI dalam website resminya.

Namun, ketika pemerintah Amerika melakukan penyelidikan yang menyeluruh, dokumen mengenai rancangan Tesla Death Ray pun hilang tanpa jejak.

Berita yang menyebar cepat mengenai hilangnya dokumen tersebut membuat Jerman, Amerika dan Rusia berlomba-lomba untuk mendapatkannya, tetapi hingga post ini dibuat, keberadaan dokumen dan rancangan tersebut tidak diketahui.

Sebagian orang percaya kalau Tesla telah memusnahkan rancangan tersebut sebelum kematiannya karena takut jatuh ke tangan yang salah. Sebagian lagi percaya kalau orang dekat Tesla telah berhasil mengamankan rancangan tersebut sebelum disita oleh pemerintah. 

Sementara itu, George Keegan, seorang pensiunan kepala intelejen Amerika Serikat, menduga dan yakin bahwa rancangan Death Ray ada di tangan Soviet.

Penawaran Tesla terhadap Inggris dan Liga Bangsa-Bangsa tidak digubris dan tenggelam sebelum muncul ke permukaan, dan disaat itulah Uni Soviet memberikan ketertarikan yang cukup besar. 

Tahun 1939, Tesla telah mengujicobakan tahap pertama idenya tersebut dihadapan pihak Uni Soviet. Ia lalu menerima cek sebesar 25.000 dollar, namun sepertinya proyek ini tidak selesai.

Rumor lainnya mengatakan bahwa sebenarnya Tesla hanya menjual rancangannya kepada Uni Soviet.

Rumor ini menguat ketika Sovyet menginvasi Afghanistan tahun 1979. Rumor menyebutkan kalau pada masa perang tersebut, helikopter-helikopter Sovyet terlihat mengeluarkan cahaya aneh yang diarahkan kepada tentara Afghanistan. Mereka yang terkena cahaya tersebut tewas seketika dan mayatnya tidak membusuk hingga 30 hari.


Ketika meneliti mayat tersebut, pihak militer barat percaya kalau Sovyet mungkin telah menggunakan gas pembunuh jenis baru, namun banyak yang percaya kalau kondisi mayat tersebut adalah hasil dari senjata yang melontarkan elektromagnetik berkekuatan tinggi. 

Maka bukan tidak mungkin, Soviet telah merealisasikan ide Tesla dan sedikit memberi modifikasi.

Teori lain juga menyebarkan berita dengan cepat bahwa rancangan tersebut sebenarnya ada di tangan Amerika sendiri.

DARPA (Defense Advance Reasearch Project Agency), yaitu salah satu badan pemerintah yang bertujuan untuk meneliti persenjataan baru untuk militer, sesungguhnya telah melakukan percobaan senjata partikel sejak tahun 1958, 15 tahun setelah kematian Tesla. Prinsip penelitian mereka sama persis dengan ide Tesla, walaupun dalam skala yang lebih kecil.

Sayangnya, proyek ini tidak pernah dilanjutkan lagi karena memiliki resiko yang teramat tinggi dan tenaga listrik yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada pembangkit listrik standar dalam perang.

Jadi, jika kedua penghambat ini bisa ditemukan pemecahannya, bukan tidak mungkin Amerika melanjutkan dan menyelesaikan proyek ini.

Beberapa pihak juga menyatakan ketidakpercayaannya terhadap proyek Tesla ini.

Meskipun harus diakui ide dan rancangan Tesla mengenai Death Ray sangat jenius, namun tidak sedikit juga proyeknya yang gagal terealisasikan.

Seperti rancangannya untuk menyembuhkan TBC dengan osilasi listrik pada tahun 1900, lalu rencananya untuk mengendalikan kekuatan Samudera 27 tahun kemudian, dan rencana untuk memanfaatkan energi kosmis sebagai bahan bakar alternatif. Rancangan-rancangan ini tidak terealisasikan olehnya.

Bahkan walaupun rancangan itu ada, bisa dimengerti mengapa pemerintah menolaknya. Ide Tesla mengenai kemungkinan terciptanya perdamaian jika senjatanya diimplementasikan sangat tidak masuk akal. Memang, sebuah negara yang memasang Tesla Death Ray akan aman dari serbuan pesawat. Namun, jelas tidak akan aman dari serangan diam-diam.

Dengan mudahnya musuh tinggal menghancurkan Death Ray terlebih dahulu sebelum menyerang dan menginvasi sebuah negara. Jadi, ide ini juga memiliki cacat yang besar.

Dan, 71 tahun setelah kematian Tesla, jika kita belum melihat realisasi dari rancangan tersebut selain dari sebuah game, kita patut bersyukur, siapapun yang menyimpan dokumen tersebut adalah orang yang berbuat kebaikan bagi dunia ini.




:)


1 comment: